Tersenyumlah, selalu ada damai sejahtera dari-NYA untukmu....

Minggu, 30 Oktober 2011

Gurat Untuk Awal Yang Baru.


Perpisahan adalah awal bagi yang baru, disetiap hentakannya selalu melahirkan hal yang baru untuk waktu selanjutnya. Tidak perlu benci, tidak perlu dendam dan tidak perlu ada pembalasan seperti air yang selalu mengalir ketempat yang rendah, perpisahan sesuatu yang alami. Meninggalkan dan ditinggalkan menjadi suatu bagian dalam kehidupan anak manusia. Sebab kelak setiap orang pasti akan meninggalkanmu atau justru kamu yang akan meninggalkan mereka.

Tidak ada kebersamaan yang abadi dimuka bumi ini, bumi selalu berputar mengikuti porosnya, pagi akan hadir sebagai titik pisah antara malam dan siang. Seperti anak panah yang melesat dari busurnya yang berlari menuju sasarannya dan busur pun akan kembali siap menjadi pelontar bagi anak panah yang lainnya. Itulah proses, itulah roda dan itulah waktu.

Perpisahan pasti berbekas, setiap guratan adalah hasil dari sayatan pisau-pisau kehidupan yang mengukir lembut setiap jengkal tubuhmu. Terima dan resapi itu, kelak karena perpisahan kau akan menjumpai bahwa setiap helai hatimu telah menjadi lebih indah dari sebelumnya.

Ingatlah DIA yang memiliki kehidupan ini tidak pernah merangkaikan suatu kecelakaan buat kita, semua yang terjadi atas kehendak-NYA untuk menjadikan hari depan yang penuh damai sejahtera.

Minggu, 23 Oktober 2011

Semesta Alam Belum Lengkap...

Dan Allah bersabda kepadanya;
Aku akan memberimu hati penuh welas asih,
Jiwa merdeka untuk terbang bersama burung-burung,
Satu bejana untuk membawa hidupmu kedunia,
Hikmat untuk mengetahui kebenaran,
Keberanian untuk menjungkirkan penindasan,
Kekuatan untuk memindahkan gunung-gemunung,
Kelemnutan untuk mencium bumi,
Semangat untuk membakar dunia,
Penglihatan untuk menghormati bumi yang melahirkanmu,
Keceriaan untuk menari bersama anak-anak,

Gelak tawa untuk memenuhi lembah,
Airmata untuk menyapu kepedihan,
Tangan-tangan untuk berkarya dan mencintai,
Kata hati untuk mengetahui yang tersembunyi,
Hasrat untuk menjadi dirimu sebagaimana engkau diciptakan.

Dan Allah bersabda kepadanya…PEREMPUAN
“Aku telah menciptakanmu menurut gambar dan rupa_KU dan ENGKAU BAIK ADANYA.

Sabtu, 22 Oktober 2011

My Journey...

Terlalu lama dan panjang...
Terlalu singkat tuk dilupakan,
Entah siapa yang menemukan atau ditemukan.
Dipertemukan oleh-NYA, itu yang tepat.

Untuk waktu yang tak pernah kita tahu...
Tetapi sang waktu yang mencatatnya.
Aku hanya ingat jamnya.
Kuputuskan memilihmu...
Aku berakhir pada dirimu.

Kamis, 20 Oktober 2011

A Gift

Ahhh,,, Tuhan apakah ini?
Siapa dia Tuhan?, lelaki yang membangunkan tidurku.
"berani sekali dia" pikirku.

Ahhh...Tuhan dia merasuki pikiranku,
Apa yang aku tengah rasakan?
Jatuh cinta?...Hmmmmm

Tuhan....
Tiba-tiba saja aku menyukainya tanpa melihat warna dalam bola matanya.

Seperti Yang Ada...

Aku memberimu dengan tulus...
setulus matahari yang menghangatkan bumi,
Setulus bulan memantulkan sinar 'tuk sinari malam.
Aku memberimu cinta yang sederhana,
Sesederhana pelangi setelah rinainya hujan,
Aku hanya ingin mencintaimu...
Memberimu, tak perlu menerima,
Asalkan aku melihatmu bahagia...
Sekalipun kesempurnaan itu tak mampu aku hadirkan buatmu.
Percayalah aku mencintaimu,
Sungguh.

"The speed of light"


Asad menceritakan kisahnya. Kisah ini tentang seorang gadis muda dari Maroko yang ayahnya bekeja sebagai pemintal. Ayahnya mengumpulkan harta  cukup banyak dengan kemahirannya itu, dan membawanya serta dalam suatu perjalanan ke Mediterania. Ia ingin menjual benangnya, dan ia mengatakan pada puterinya agar ia mencari seorang pria muda yang akan menjadi suami yang baik baginya. Tetapi badai besar menghantam kapal mereka dan mereka terkatung-katung dekat Mesir, sampai ayahnya mati dan puterinya terdampar ke pantai. Sengsara dan letih, hampir tidak mampu lagi mengingat kehidupannya yang sebelumnya. Gadis itu mengembara di pasir sampai akhirnya ia bertemu dengan sebuah keluarga penenun. Mereka mengajaknya tinggal bersama mereka dan mengajarinya menenun kain. Akhirnya ia puas dengan hidupnya itu.

Tetapi setelah beberapa tahun ia tertangkap oleh penguasa-penguasa budak yang kemudian berlayar ke Timur ke Istambul, dan membawanya kepasar budak disana. Seorang pria pembuat tiang layer kapal pergi ke pasar untuk membeli budak-budak untuk membantu pekerjaannya, tetapi ketika ia melihat gadis itu, ia merasa iba dan membelinya dan membawanya pulang untuk melayani istrinya. Namun modal yang ditanamnya dalam muatannya amblas karena pembajak-pembajak mencuri muatannya tu, sehingga ia tidak mampu membeli budak-budak lain. Maka dia, gadis itu dan isterinya terpaksa membuat semua tiang layer sendiri. Gadis itu bekerja keras dan penuh etelitian. Si pembuat tiang layer melihat bahwa gadis itu sangat terampil sehingga akhirnya ia membebaskannya dan menjadikannya mitra bisnisnya. Hal itu membuat si gadis bahagia sekali.

Suatu hari si pembuat tiang layer kapal meminta gadis itu mengawal tiang-tiang ke Jawa. Ia setuju, tetapi didekat pantai Cina kapal itu diserang taufan. Sekali lagi gadis itu terdampar dipantai asing dan sekali lagi ia protes terhadap nasibnya. “Mengapa aku selalu ditimpa peristiwa-peristiwa buruk?” tanyanya. Tidak ada jawaban. Ia bangkit berdiri, keluar dari pasir dan mulai berjalan masuk kepedalaman.

Ada sebuah legenda Cina bahwa seorang wanita asing akan dating dan membuat tenda untuk sang kaisar. Karena tidak ada seorangpun di Cina yang tahu bagaimana caranya membuat tenda, seluruh penduduk, termasuk kaisar dari generasi demi generasi, selalu bertanya-tanya tentang ramalan itu. Sekali setahun sang kaisar mengirimkan duta-duta kesetiap kota untuk membawa semua wanita asing ke istana.

Akhirnya wanita korban kapal karam muncul didepan kaisar yang menanyakan kepadanya melalui seorang penerjemah apakah ia bisa membuat tenda. “saya kira saya bisa,” katanya. Ia meminta tali tetapi orang-orang Cina tidak mempunyainya, maka sambil mengingat masa kecilnya sebagai seorang puteri seorang pemintal, ia meminta sutera dan memintalnya menjadi tali. Ia meminta kain tebal, tetapi orang-orang Cina tidak mempunyainya, maka sambil mengingat hidupnya diantara kaum penenun, ia menenun kain yang dibutuhkan untuk membuat tenda. Ia meminta tiang-tiang tenda, tetapi orang-orang Cina tidak mempunyainya, maka sambil mengingat hidupnya bersama sipembuat tiang kapal layer, ia membuat tiang tenda. Ketika semua benda itu siap, ia mencoba mengingat sebaik mungkin semua tenda yang pernah dilihatnya sepanjang hidupnya. Akhirnya ia membangun sebuah tenda. Kaisar  sangat kagum pada konstruksinya dan atas pemenuhan ramalan kuno, ia menawarkan apa saja yang diinginkan gadis  itu. Gadis itu menikahi seorang pangeran tampan, tinggal di Cina dikelilingi anak-anaknya dan hidup sampai usia tua dengan bahagia. Dan ia menyadari bahwa meskipun pengalaman-pengalamannya kelihatan mengerikan ketika sedang terjadi, ternyata semuanya itu penting demi mencapai puncak kebahagiaan.

Selasa, 18 Oktober 2011

Tapak Kaki...


Pada suatu malam seorang pria bermimpi. Dalam mimpinya dia berjalan menyusuri pantai dengan Tuhan. Dilangit dia bisa melihat adegan-adegan kehidupanya. Untuk setiap adengan dia melihat ada dua pasang tapak kaki diatas pasir, satu miliknya dan satunya lagi milik Tuhan. Ketika adegan terakhir hidupnya telah dilihatnya, dia menoleh kebelakang melihat tapak-tapak kaki itu dan dia memperhatikan berkali-kali disepanjang jalan hanya ada sepasang tapak kaki. Dia juga memperhatikan bahwa itu terjadi selama saat-saat yang paling buruk dan menyedihkan dalam kehidupannya. Ini sangat mengganggunya dan dia bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, Engkau mengatakan bahwa kalau aku mengikuti semua perintah-Mu,  Engkau akan selalu menyertaiku. Tetapi aku perhatikan bahwa selama masa-masa paling sulit dalam kehidupanku justru hanya ada sepasang tapak kaki. Saya tidak mengerti mengapa saat aku sangat membutuhkan Engkau, Engkau meninggalkanku.”

Tuhan menjawab, “anak-Ku yang kucintai, Aku mencintaimu dan tidak akan pernah meninggalkanmu. Selama kau dalam cobaan dan menderita, ketika kau hanya melihat sepasang tapak kaki, pada saat itulah Aku membawamu dalam kedua tangan-Ku.”

Doa Yang Indah...

Aku meminta kepada Tuhan untuk menyingkirkan penderitaanku,
Tuhan menjawab “Tidak. Itu bukan untuk Ku-singkirkan tetapi agar kau mengalahkannya.”

Aku meminta kepada Tuhan untuk menyingkirkan kecacatanku,
Tuhan menjawab “Tidak. Jiwa adalah sempurna, badan hanyalah sementara.”

Aku meminta kepada Tuhan untuk menghadiahkan kesabaran,
Tuhan menjawab “Tidak. Kesabaran adalah hasil dari kesulitan, itu tidak dihadiahkan, itu dipelajari.”

Aku meminta kepada Tuhan untuk memberikan kebahagiaan,
Tuhan menjawab “Tidak. Aku memberimu berkat, kebahagiaan adalah tergantung padamu.”

Aku meminta kepada Tuhan untuk menjauhkan penderitaan,
Tuhan menjawab “Tidak. Penderitaan menjauhkanmu dari perhatian duniawi dan membawamu mendekat pada-Ku”

Aku meminta kepada Tuhan untuk menumbuhkan rohku,
Tuhan menjawab “Tidak. Kau harus menumbuhkannya sendiri, tetapi Aku akan memangkas untuk membuatmu berbuah.”

Aku meminta kepada Tuhan segala hal sehingga aku bisa menikmati hidup,
Tuhan menjawab “Tidak. Aku akan memberimu hidup sehingga kau dapat menikmati segala hal.”

Aku meminta kepada Tuhan untuk membantuku mengasihi orang lain seperti Dia mengasihiku,
Tuhan menjawab “ahhh, akhirnya kau mengerti.”

Untukmu...

Dalam senyumku, ingatlah itu selalu ada untukmu...
Didalam hatiku, ingatlah kau mendapat ruang didalamnya....
Dalam tatapanku, ingatlah kau dapat mengandalkan aku...
Diatas pundakku, yakinlah kau dapat berbagi beban denganku...
Dalam rangkulanku, ingatlah aku ada untuk saat terburukmu...
Dalam langkah kakimu, ingatlah saat itu kau tak berjalan seorang diri...
Dalam pelukku, ingatlah kau merasa aman...
Dalam amarahku, ingatlah matahari takkan menenggelamkannya....
Dalam alam khayalku, ingatlah kau ada bersamaku disana,
Dan dalam tangismu, ingatlah aku ada untuk menghapusnya...
Dan menjadikanmu orang yang kucintai serta sahabat bagi jiwaku,
Sekalipun kesempurnaan tidak dapat aku hadirkan dalam diriku...

Senin, 17 Oktober 2011

Apa mencintai harus meneteskan air mata?
Apa dibutuhkan oleh jiwa yang menantikan pelangi?
Bagaimana dengan hati yang 'kan terluka?
Aku yang bertanya, karena aku merindukannya dalam diamku,
Telah ku protes kepada sang angin mengapa enggan menyampaikan rasa ini,,,
Sendiriku dan dalam tangisku...
Sang bayu tak lagi melewatiku,
Mungkin lelah mendengar namanya yang tiap hari ku ucap?
Langit pun tak sepekat malam kemarin,
Terlalu banyak nama yang kutoreh pada pekatnya...
Ahhh... mengertilah, 'ku hanya ingin bisa bersamanya
Walau saat ini hanya dalam khayalku.

Dari hati dengan kasih dan cinta...

Entah seperti apa tepatnya ‘tuk katakana semuanya,

Saat kau jadikanku bait suci, bukan kedai minuman,

Bukan hanya sekedar kata sayang terucap…

Oleh bibir penuh dosa,

Tulus dari lubuk tempat ini…

Sayang…

Dari hati dengan kasih dan cinta.